Makalah Bukti-bukti Evolusi
A.
KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
1.
Latar Belakang
Konsep
eviolusi organik ditunjukan oleh sejumlah besar bukti yang sebagian besar
ditunjukan oleh Charles Darwin atau diterbitkan dalam tahun 1859 dalam buku
klasiknya “On the Origin of Species by Means
of Natural Selection.” Evolusi berjalan dengan memodifikasi sesuatu yang
telah ada. Perubahan baru terjadi pada bahan yang lama, tetapi pola lama yang
ada menghilang secara lamban.
Tanpa evolusi, dunia akan statis dan organisme akan selalu mengikuti
perilaku yang mereka miliki saat ini. Akan tetapi banyak organisme mempunyaai
organ yang tidak mempunyai kegunaan, yang diwarisi dari nenek moysnnya.
2. Rumusan Masalah
·
Bukti-bukti apa
saja yang melandasi teori evolusi?
·
Dalam bidang apa
saja bukti-bukti evolusi terjadi?
3. Tujuan
Ø Menjelaskan Bukti Geologi yang melandasi terjadinya
teori evolusi.
Ø Menjelaskan Bukti Biologi yang melandasi terjadinya
teori evolusi.
Ø Menjelaskan Bukti Genetik yang melandasi terjadinya
teori evolusi
Ø Mejelaskan Bukti Fosil yang melandasi terjadinya
teori evolusi
B.
PEMBAHASAN
Bukti-bukti
Teori Evolusi:
1.
Bukti Geologi
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba.berlansung
kira-kira 4,5 – 2,5 milyar tahun lalu. Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan
masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi
protokontinen.
Paleozoikum (Bahasa Yunani: palaio, "tua"
dan zoion, "hewan", berarti "kehidupan purba") adalah era
pertama dari tiga era pada eon Fanerozoikum. Masa Proterozoikum merupakan
awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer.
Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari
organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan
prokaryotes). Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro
organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang
punggung. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai
masa Pra-Kambrium sebagai berikut:
Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Hewan zaman
ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang
umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral,
Moluska, Ekinodermata.
· Jaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan
tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang
belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid
(Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona
• Jaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur
merupakan waktu peralihan kehidupan dari air
kedarat
· Jaman
Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon
merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan
berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan.
·
Jaman Karbon (360 – 290 juta
tahun lalu)
Reptilia
muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga
raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya.
·
Jaman Perm (290 -250 juta
tahun lalu)
Perm” adalah
nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia. Reptilia
meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo
primitif
Mesozoikum
ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua secara
perlahan mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi
seperti keadaannya saat ini.
Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan
modern terbentuk pada jaman:
Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda
dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan
reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini.
· Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman
ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya.
· Jaman Kapur (140-65 juta tahun
lalu)
Banyak dinosaurus
raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini.Mamalia berari-ari
muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus,
Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan
berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan.Iklim sedang
mulai muncul.
2.
Bukti Biologi
Di
dunia terdapat spesies yang menjembatani jurang pemisah antara
kelompok-kelompok besar organisme. Sebagai contoh beberapa mamalia platitus
berparuh bebek dan ekidna (hanya dapat ditemukan di Australia dan Nugini).
Kedua spesies ini bertelur persisi seperti nenek moyangnya, yaitu reptil. Palatipus
adalam mamalia yang paling aneh. Hewan ini mempunyai kaki selaput dan paruh
seperti bebek. Platipus dan ekidna merupakan mamalia paling primitif di dunia
saat ini. Beberapa ikan ikan memperlihatkan sifat amfibi dalam bernapas yaitu
dengan menggunakan paru-paru. Oraganisme “bentuk peralihan” merupakan bukti
kuat evolusi.
Dalam
ilmu Taksonomi evolusi diterima dan sesungguhnya pendiri-pendiri taksonomi
ilmiah, Rey dan Linnaeus, merupakan penganut paham bahwa spesies itu tidak akan
memiliki perubahan. Ahli-ahli taksonomi sekarang menekankan penamaan dan uraian
(deskripsi) spesies sebagai cara menemukan atau menjelaskan hubunga evolusi.
Hal ini berdasarkan anggapan bahwa derajat permasalahan tersebut merupakan
ukuran derajat kekrabtan. Ciri-ciri orgnisme hidup adalah sedemikian rupa,
sehingga dapat dimasukan ke dalam suatu skema penggolongan hirarkis yang
masing-masing lebih terinci dari pada yang sebelumnya, spesies, genus, ordo,
kelas dan filum. Ini dapat dijelaskan secara baik sebagai bukti dari hunbungan
evolusi. Jika jenis-jenis hewan dan tmbuhan bukan merupakan kerabat karena
ketuunan evolusioner maka ciri-cirinya akan mempunyai pola yang kacau dan acak
sehingga tidak dapat dibentuk hirarki dalam bentuk yang demikian itu.
Dalam
Morfologi Dewasa, suatu penelitian struktur suatu sistem tertentu pada berbagai
anggota suatu filum, akan mengungkapkan suatau kemiripan dasar dari bentuk yang
sedikit banyak bervariasi pada satu kls ke klas lain. Sayap burung, sayap
kelelawar sirip depan lumba-lumba, dan kaki serta tangan manusia, meskipun dari
luar tidak mirip terdiri atas tulang, otot. dan saraf yang sangat mirip. Masing
masing mempunyai satu tulang tunggal, humerus, pada bagian proksimal, tangkat,
berikutnya dua tulang, radius dan ulna, pada lengan bawah, sekolompok karpal,
dan jari-jari yang jumlahnya bervariasi. Hal ini sangat mencolok karena sayap,
sirip, dan tangan manusia di pergunakan secara berbeda-beda dan tidak ada
kebutuhan mekanis yang begitu mirip. Darwin mengungkapkan bahwa kemiripan dasar
pada oragan yang dipergunakan secara berlainan demikian itu merupakan suatu hal
yang dapat diperkirakan jika memang terjadi evolusi atau menurut istilah Darwin
menurun dengan modifikasi. Struktur demikian itu kita sebut homolog (Yunani, homologos, serupa). Kriteria untuk
homologi adalah kemiripan dalam hubungan (yitu penempatan dalam badan),
kemiripan dalam hubungannya dengan saraf dan bagian-bagian lain, dan kemiripan
dalam perkembangan embrio.Adapun terjadi evolusi pada
beberapa jenis tumbuhan salah satunya tumbuhan jangung. Ahli biologi evolusi,
jagung yang ada sekarang telah mengalami evolusi dari tanaman serealia
primitif, yang bijinya terbuka dan jumlahnya sedikit, menjadi tanaman yang
produktif, biji banyak pada tongkol tertutup,mempunyai nilai jual yang tinggi,
dan banyak ditanam sebagai bahan pangan.Nenek moyang tanaman jagung masih
menjadi kontroversi, ada tiga teoriyang mengatakan tanaman jagung berasal dari
pod corn, kerabat liar jagung tripsacum dan teosinte. Beberapa ilmuwan tidak
setuju dengan teori jagung berasal melalui proses evolusi dari teosinte dan
lebih percaya teori jagung berasal darikerabat liar jagung. Oleh karena itu,
Wilkes (1979) serta Wilkes dan Goodman(1995) meringkas teori asal usul tanaman
jagung menjadi empat aliransebagai berikut:
a.
Evolusi jagung liar teosinte langsung
menjadi jagung modern melalui proses persilangan dan fiksasi genetik (genetic
shift).
b.
Jagung
dan teosinte berasal dari nenek moyang yang sama, dan terpisah selama proses
evolusi menjadi teosinte dan jagung.
c.
Terjadi kemajuan genetik dari teosinte
menjadi jagung.
d.
Terjadi persilangan antara teosinte
dengan rumput liar, keturunannya menjadi jagung.
3.
Bukti Genetik
Peternakan
hewan dan pemulia tumbuhan telah lama mampu mengembangkan hewan dan tumbuhan
bentuk domestik yang krakteristik-karakteristiknya diinginkan melalui seleksi
(pemuliaan). Memulai percobaan-percobaan terkontrol, para ahli mendapatkan
bukti untuk evolusi dengan jalur-jalur langsung di laboratorium. Mutasi atau perubahan-perubahan
keturunan secara spontan ditemukan. Dengan induksi sinar X dapat diperoleh
mutan-mutan, dan akhir-akhir ini dengan alkaloid
“colchicine” juga diperoleh
mutan-mutan. Salah satu bukti yang paling mononjol tentang evolusi dari bidang genetika adalah adanya spesies sintetik buatan, baik spesies yang telah ada atau spesies
baru melalui hidridisasi terkontrol,
walaupun baru pada tanaman.
4.
Bukti Fosil
Sebagian
besar fosil merupakan sisa organisme yang terawatkan. Namun ada juga fosil yang
merupakan tanda aktifitas organisme hidup, misalnya kotoran hewan, bekas
gigitan, jejak kaki serta liang, semua itu disebut fosil jejak, yang memberikan
gambaran bagaimana hewan yang telah punh tersebut berperilaku. Banyak fosil
jejak yang berukuran mikroskopik, tetapi jejak kaki dapat mencakup ratusan
kilometer persegi. Jejak kaki apat menggambarkan kecepatan gerak hewan dan
apakah hewan tersebut hidup berkelompok atau tidak.
Fosil
terawet dalam lapisan batuan, membentuk kronologi kehidupan di dunia. Sayangnya,
jejak peristiwa tersebut banyak yang hilang rangkaiannya hal ini karena peluang
sesuatu terfosilkan dengan baik, kemudia ditemukan jutaan tahun berikutnya,
sangat kecil. Catatan fosil juga dapat bersifat bias; sebagai contoh hewan
bercangkang atau berkerangka keras lebih
mudah terfosil dari pada hewan lainnya. Pada tahun 1999, sepoyong tulang rahang
dengan tiga buah biji ditemukan di Madagaskar. Pengamatan mikroskopik
menunjukan gigi-gigi tersebut merupakan ciri khas dari mamlia pemkan serangga.
Gigi tersebut diketahui milik Ambrondo
mahobo yang berumur sekitar 165 tahun.
Sebelumnya juga pada tahun 1790-an , Thomas Jefersson yang kemudian
menjadi residen Amerika Serikat –menemukan serangkaian tulang hewan di
Virginia. Walaupun bentuknya aneh, dia memutuskan bahwa rangkat tersebut adalah
rangka singa dan bukanlah mkhluk hidup yang sudah punah. Pada saat itu kepunaha
adalah subjek yang kontroversial karena jika kita mempercayainya maka kita
dianggap meragukan kesempurnaan Tuhan. Namun pada saat ini, ahli biologi
mempunyai pandangan yang berbeda: kepunahan merupakan kejadian alamiah. “singa”
yang ditemukan Jeffron (sebenarnya adalah sloth besar), telah musna dari
kehidupan jutaan tahun yang lalu. Penampakan makhluk hidup itujauh berbeda
karena organisme selalu berbedah.
Pembentukan
fosil jaringan lunaknya hancur, tetapi bagian tubuh yang keras seperti tulang
dan cangkang mengalami proses Mineralisasai, sehingga bentuk aslinya terawat.
Fosil terkubur selama jutaan tahun sampai terjadi erosi yang membuat fosil
tersebut muncul di permukaan. Apakah sisa-sisa organisme akan menjadi fosil
atau tidak, hal ini bergantung pada peluang.
C.
RANGKUMAN
·
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba. Berlansung
kira-kira 4,5 – 2,5 milyar tahun lalu. Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan
masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi
protokontinen.
·
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama
dikenal sebagai masa Pra-Kambrium sebagai berikut: Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu), Jaman Ordovisium (500 –
440 juta tahun lalu), Jaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu), Jaman Devon
(410-360 juta tahun lalu), Jaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu), Jaman Perm
(290 -250 juta tahun lalu), Jaman
Trias (250-210 juta tahun lalu), Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu), Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu).
·
Di dunia
terdapat spesies yang menjembatani jurang pemisah antara kelompok-kelompok
besar organisme.
·
Ahli-ahli
taksonomi sekarang menekankan penamaan dan uraian (deskripsi) spesies sebagai cara
menemukan atau menjelaskan hubunga evolusi.
·
Dalam Morfologi
Dewasa, suatu penelitian struktur suatu sistem tertentu pada berbagai anggota
suatu filum, akan mengungkapkan suatau kemiripan dasar dari bentuk yang sedikit
banyak bervariasi pada satu kls ke klas lain.
·
Peternakan hewan
dan pemulia tumbuhan telah lama mampu mengembangkan hewan dan tumbuhan bentuk
domestik yang krakteristik-karakteristiknya diinginkan melalui seleksi
(pemuliaan).
·
genetika adalah
adanya spesies sintetik buatan, baik
spesies yang telah ada atau spesies baru melalui hidridisasi terkontrol, walaupun baru pada tanaman.
·
Sebagian besar
fosil merupakan sisa organisme yang terawatkan. Namun ada juga fosil yang
merupakan tanda aktifitas organisme hidup, misalnya kotoran hewan, bekas gigitan,
jejak kaki serta liang, semua itu disebut fosil jejak, yang memberikan gambaran
bagaimana hewan yang telah punh tersebut berperilaku.
·
Fosil terawet
dalam lapisan batuan, membentuk kronologi kehidupan di dunia. Sayangnya, jejak
peristiwa tersebut banyak yang hilang rangkaiannya hal ini karena peluang
sesuatu terfosilkan dengan baik, kemudia ditemukan jutaan tahun berikutnya,
sangat kecil.
·
Pembentukan
fosil jaringan lunaknya hancur, tetapi bagian tubuh yang keras seperti tulang
dan cangkang mengalami proses Mineralisasai, sehingga bentuk aslinya terawat.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Barner,Walker,Vllee. 1984. Zoologi Umum, Edisi ke 4 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Burnie, David. 2003. Evolusi. Jakarta: Erlangga.
Brotowidjoyo, Djaarubito, Mukayat. 1989.Zoologi Dasar. Jakarta:Erlangga.
Mislayani. 2014. Jurna
Evolusi.Pdf
Neni
Iriany,R. Dkk._. Jurnal Asal, Sejarah,
Evolusi, dan Taksonomi Tanaman Jagung.Pdf.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................
Daftar
Isi...........................................................................................
A. Kompetensi yang akan dicapai
1.
Latar Belakang................................................................
2.
Rumusan
Masalah............................................................
3.
Tujuan..............................................................................
B. Pembahasan
1.
Bukti Geologi..................................................................
2.
Bukti
Biologi...................................................................
3.
Bukti
Genetik..................................................................
4.
Bukti
Fosil......................................................................
C. Rangkuman...........................................................................
D. Daftar
Pustaka.......................................................................
E. Daftar Referensi....................................................................
KATA
PEGANTAR
Puji
dan syukur sya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Kritik
dan saran diperlukan untuk kami penulis, agar makalah ini menjadai lebih baik
lagi.
Ambon,28 September 2016
Penyusun
Komentar
Posting Komentar