Tugas Bioteknologi (“REKAYASA GENETIKA MENGHASILKAN JAMBU METE YANG UNGGUL”
“REKAYASA
GENETIKA MENGHASILKAN JAMBU METE YANG UNGGUL”
Tahapan-tahapan
dan Teknik atau metede Bioteknologi dalam pembuatan:
1. Ekstraksi
dan Purifikasi DNA
Protokol yang digunakan untuk ekstraksi DNA adalah
prosedur ekstraksi yang dikembangkan oleh Doyle dan Doyle (1987) berbasis CTAB dengan
modifikasi penambahan 1,5% Polivinilpolipirolidon (PVPP). Sampel daun muda segar
(Gambar 1) dari jambu mete ditimbang sebanyak 0,5 – 0,7 g, lalu diletakkan
dalam cawan porselen steril dan ditambahkan 300 μl buffer ekstraksi CTAB
kemudian digerus dengan mortar steril sampai daun lumat.
Daun sampel yang telah lumat dimasukkan ke dalam tabung
eppendorf 2 ml, kemudian ditambahkan kembali buffer ekstraksi CTAB sebanyak 300
μl dan divortex selama 2-3 menit. Tahapan selanjutnya dilakukan inkubasi sampel
dalam water bath bersuhu 65ºC selama 15 menit sambil tabung dibolak-balik
setiap 5 menit. Tahapan ini dilakukan untuk mengoptimalkan kerja buffer ekstrak
yang ditambahkan ke dalam sampel. Sampel kemudian divortex selama 2-3 menit, selanjutnya
dilakukan sentrifugasi sampel dengan
kecepatan
12.000 rpm selama 10 menit pada suhu 25ºC. Tujuannya untuk memisahkan debris
dan komponen sel lain yang menjadi penyebab kontaminasi dengan DNA. Supernatan
yang telah diperoleh kemudian diambil dan ditambahkan dengan larutan Chloroform:Isolamylalkohol
atau Chisam dengan perbandingan 24:1. Penambahan Chisam ini dilakukan untuk
mengekstraksi DNA dari kontaminan. Chloroform merupakan pelarut organik yang
dapat melarutkan protein, lipid dan molekul lain seperti polisakarida, sehingga
diharapkan akan diperoleh supernatan berisi DNA yang bebas kontaminan. Suspensi
kemudian divortex sampai rata untuk optimalisasi homogenasi.
Selanjutnya suspensi disentrifugasi padakecepatan 12.000
rpm pada suhu 25ºC selama 10 menit, sehingga diperoleh suspensi dengan tiga lapisan:
lapisan atas berwarna hijau jernih, lapisantengah berwarna hijau keruh dan
lapisan bawah berupa pelet yang berwarna hijau tua. Supernatanpada lapisan
paling atas diambil dan ditambahkandengan 2/3 x volume larutan isopropanol
dingin untuk presipitasi DNA. Supernatan yang telah ditambahkan isopropanol
kemudian digoyang perlahan-lahan dengan cara membolak-balikkan tabung. Untuk
mengendapkan DNA (pelet DNA), larutan disentrifugasi kembali pada kecepatan
12000
rpm pada suhu 4ºC selama 20 menit.
Endapan DNA
dicuci dengan 70% etanol sebanyak 500 μl selama dua kali, disentrifugasi selama
5 menit pada kecepatan 12.000 rpm dengan suhu 4ºC, kemudian cairan etanol dibuang
dan pelet DNA dikeringanginkan, lalu dilarutkan dalam 50 μL buffer TE (10 mM
Tris-HCL, 1 mM EDTA, pH 7,5) dan ditambahkan 1 μL RNAse A (10 mg/mL) kemudian
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit sampai 1 jam. DNA disimpan dalam
refrigerator sampai siap digunakan.
2. Pengukuran
Konsentrasi dan Kemurnian DNA
Pengecekan kuantitas dan kualitas DNA hasil isolasi
dilakukan untuk melihat konsentrasi dan kemurniannya dengan menggunakan spektrofotometer
dan elektroforesis gel. Pengukuran konsentrasi DNA dengan spektrofotometer
dilakukan pada panjang gelombang 260 nm, sedangkan protein diukur pada panjang
gelombang 280. Kemurnian larutan DNA dapat dihitung melalui perbandingan A260 nm
dengan A280 nm. Batas kemurnian yang biasa dipakaidalam analisis molekuler pada
rasio A260/A280 adalah 1,8 – 2,0 (Sambrook and Russel, 1989). DNA yang sudah
diukur konsentrasinya diencerkan sehingga mendapatkan konsentrasi yang seragam
untuk digunakan dalam analisis PCR. Selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas
DNA dengan elektroforesis gel untuk mengetahui tingkat kemurnian DNA dari kontaminan
RNA dan keutuhan DNA hasil isolasi.
3. Amplifikasi DNA
Reaksi amplifikasi DNA dilakukan menggunakan Mesin
PCR (MJ Research tipe PCT-100), dengan kondisi PCR sebagai berikut: satu siklus
3 menit pada suhu 94ºC, dan diikuti dengan 45 siklus selama 1 menit pada suhu
94ºC (denaturasi), 1 menit pada suhu 37ºC (annealing), 2 menit pada suhu
72ºC (ekstensi). Seluruh produk amplifikasi DNA dilengkapi dengan ekstensi
selama 1 menit pada suhu 72ºC. Analisis PCR dilakukan dengan total reaksi 20 μl
mengandung 10 ng DNA genomik cetakan, masing-masing dNTP 0,1 μM (dATP, dCTP,
dGTP, dan dTTP), masing-masing primer RAPD 0,25 ρmol, enzim Taq DNA polymerase
0,04 unit dalam larutan buffer 1X (20 mM Tris-HCl pH 8,0, 100 mM KCl, 0,1
mM EDTA, 1 mM DTT, 50% glycerol, 0,5% Tween 20, 0,5% nonidet P40 dan MgCl2 1.5
mM). Hasil amplifikasi divisualisasikan menggunakan lektroforesis horizontal
dengan gel agarose 1,5% (w/v) dalam buffer 1X TAE. Gel agarose kemudian
direndam di larutan EtBr, sehingga pola pita dapat dilihat di bawah sinar
ultraviolet. Hasil elektroforesis difoto menggunakan BIO-RAD GelDoc™ EQ..
4. Pemotongan
dengan enzim restriksi
DNA genomik yang telah diisolasi dari daun jambu
mete diuji kemampuannya untuk dapat dipotong (digestibility) dengan
enzim restriksi. Reaksi pemotongan dilakukan pada suhu 37ºC selama satu malam
pada inkubator. Reaksi pemotongan dengan total 20 μl mengandung 5 μg DNA, 2 μl
10x buffer restriksi dan 10 unit enzim EcoRI (Roche). Hasil pemotongan
DNA kemudian dicek pada gel agarosa 1% dan divisualisasi pada perangkat BIO-RAD
Gel Doc™ EQ.
Deskripsi:
1.
Opjek
Jambu mete (Anacardium occidantale L.)
merupakan salah satu tanaman industri yang sangat potensial untuk dikembangkan
dengan produk
utamanya berupa biji mete (kacang mete).
anaman ini umumnya dikembangkan di daerah dataran rendah yang beriklim kering
dan dapat tumbuh pada lahan marjinal atau lahan kritis, sehingga dapat
difungsikan juga sebagai tanaman untuk penghijauan dan konservasi.
2.
Aplikasi
Ilmu
A.
Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus
mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani (micros:
kecil, bios: hidup, dan logos: pengetahuan) sehingga secara singkat dapat
diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil
tersebut disebut juga dengan mikroorganisma, mikrobia, mikroba, jasad renik
atau protista.
Beberapa
aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji tentang:
a. Karakteristik sel hidup dan
bagaimana mereka melakukan kegiatan.
b. Karakteristik mikroorganisme, suatu
kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
c. Keanekaragaman dan evolusi, membahas
perihal bagaimana dan mengapa muncul macam-macam mikroorganisme.
d. Keberadaan mikroorganisme pada tubuh
manusia, hewan dan tumbuhan.
e. Peranan mikrobiologi sebagai dasar
ilmu pengetahuan biologi.
f. Bagaimana memahami karakteristik
mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme
yang lebih besar termasuk manusia.
Mikroorganisma
tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik dari
suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme
yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan dan
mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas
(N) dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.
Mikrobiologi
dalam kehidupan telah diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan, yang paling
mashur adalah di bidang pangan: pembuatan tempe, bir, tape, keju dan lain-lain;
di bidang kedokteran: telah banyak dihasilkan berbagai jenis serum dan
antibiotika dari mikrobia; di bidang lingkungan mikroba telah menjadi bahasan
penting, dan banyak lagi di bidang-bidang lainnya.
B.
Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari
molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua
organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan
biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia
reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein. Saat ini, biokimia metabolisme
sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi
genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi
sinyal.
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul
enzim, diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich
Wöhler menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa
senyawa organik dapat dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang
dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik hanya
bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan pada
tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu, biokimia
semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya
teknik-teknik baru seperti kromatografi, difraksi sinar X, elektroforesis, RMI
(nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan radioisotop, mikroskop elektron,
dan simulasi dinamika molekular. Teknik-teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis
yang lebih mendalam berbagai molekul dan jalur metabolik sel, seperti
glikolisis dan siklus Krebs. Perkembangan ilmu baru seperti bioinformatika juga
banyak membantu dalam peramalan dan pemodelan struktur molekul raksasa.
Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai
bidang, mulai dari genetika hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga
kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam
pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 5000 tahun yang lalu.
C.
Genetika
Genetika
(dari bahasa Yunani γέννω atau genno yang berarti "melahirkan")
merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai
aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang dengan singkat
mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama "genetika"
diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3
pada tahun 1906.
Bidang
kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga populasi (lihat entri
biologi). Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
-
Material
pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
-
Bagaimana
informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
-
Bagaimana
informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan
genetik).
Meskipun
orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah
artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian genetika
sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan
trah-trah murni (pemuliaan) ternak dan tanaman. Orang juga sudah mengenal efek
persilangan serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal
tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah
tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Kala
itu, kajian semacam ini disebut "ilmu pewarisan" atau hereditas.
D.
Biologi
Sel
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani
kytos, "wadah") adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari
dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan
organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup
sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal
tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel
biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel
terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal
mendasar bagi semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan akan persamaan dan
perbedaan di antara berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya bagi
bidang biologi sel dan biologi molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar
tersebut menimbulkan tema pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang
dipelajari dari suatu sel diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis
sel lain. Penelitian biologi sel berkaitan erat dengan genetika, biokimia,
biologi molekular, dan biologi perkembangan.
E.
Enzimologi
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang
dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan
enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut
produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul
zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan
terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang
artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau
reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang
bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada
proses perombakan pati menjadi glukosa.
Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam
enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari
tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi
memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran,
ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
F.
Virologi
Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme,
terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan
prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.
Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan
banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida.
Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan,
peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat
bernilai besar secara ekonomi.
3.
Teknik-teknik
Ø Ekstraksi dan Purifikasi DNA
Ø Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA
Ø Amplifikasi DNA
Ø Pemotongan dengan enzim restriksi
(Untk lebih jelasnya bisa dilihat diatas)
4. Agen
Hayati
Agrobacterium
tumefaciens (Newell etal., 1995; Otani et al.,
1998) atau dengan penembakan partikel. Transfer genetik terjadi secara alami
pada tanaman dalam merespon organisme patogen. Contohnya, suatu luka dapat
terinfeksi oleh bakteri tanah yang disebut Agrobacterium
tumefaciens (Agrobacter). Bakteri ini memiliki plasmid yang besar (molekul DNA
double helix yang sirkuler) yang dapat merangsang sel-sel tanaman untuk tumbuh
terus-menerus tanpa terkontrol (tumor).
5. Produk
Terlihat
bahwa teknik isolasi DNA dengan cara menghilangkan penggunaan nitrogen cair,
tanpa penyimpanan sampel jaringan yang akan diisolasi terlebih dahulu serta
dengan memodifikasi teknik yang digunakan dapat memberikan hasil DNA yang sangat
murni dan pola pita serta fragmentasi yang sangat jelas ketika dilakukan proses
PCR dan pemotongan DNA. Hal ini memberikan efek yang sangat signifikan pada
pembiayaan dan efektivitas waktu, sehingga proses analisis molekuler bisa lebih
hemat dan cepat. Bahkan dapat lebih hemat dari proses isolasi DNA yang pernah
dilakukan pada tanaman kemiri sunan, karena ada beberapa pengurangan jumlah
bahan kimia.
Dari
hasil isolasi DNA melalui teknik dan metode bioteknologi yang telah dilakukan
dapat menghasilkan produk Jambu Mete yang lebih berkualitas dan unggul.
Komentar
Posting Komentar