Tugas Bioteknologi (Teknik-teknik Bioteknologi, Prinsip Kerja Bioteknologi dan Tahapan Kerja)
NO
|
TEKNIK-TEKNIK
BIOTEKNOLOGI
MODEREN
& KONVENSIONAL
|
PRINSIP
KERJA
|
TAHAPAN KERJA
|
GAMBAR
ALAT
|
1
|
Kultur Jaringan
|
Kultur jaringan mengandung dua
prinsip dasar yang jelas, yaitu :
a. Bahan tanam yang totipotensi. Konsep dasar ini mutlak ada dalam pelaksanaan kegiatan kultur jaringan karena hanya dengan adanya sifat totipotensi ini sel jaringan organ yang digunakan akan mampu tumbuh dan berkembang sesuai arah dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan. Namun, sifat totipotensi lebih besar dimilki oleh bagian yang masih muda dan banyak dijumpai pada daerah meristem. Bahan tanam yang sementara ini digunakan dalam kegiatan kultur jaringan dan sering terbukti dapat tumbuh dan berkembang adalah:
b. Budidaya yang terkendali
Sifat bahan yang totipotensi saja tidak cukup untuk kesuksesan kegiatan kultur jaringan. Prinsip dasar budidaya yang terkendali ini meliputi :
Teknik kuljar secara in vitro,
beberapa syarat sesuai dengan prinsip dasar kuljar yang harus diketahui
antara lain :
|
|
|
2
|
Fusi Protoplas
|
Fusi
protoplas merupakan suatu proses alamiah yang terdapat darimulai tanaman
tingkat rendah sampai pada tanaman tingkat tinggi. Fusi protoplas merupakan
gabungan protoplas dengan protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian
membentuk sel yang dapat tumbuh menjadi tanaman hibrid.
Tujuan fusi protoplas adalah untuk
mendapatkan suatu hibrida somatic atau sibrida atau mengatasi kelemahan dari
hibrida seksual.
Fusi
protoplas dapat dimanfaatkan untuk melakukan persilangan antar spesies atau
galur tanaman yang tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan persilangan
biasa karena adanya masalah inkompatibilitas fisik.
|
1.Mencari prosedur yang tepat
untuk isolasi protoplas
2.Mencari prosedur yang tepat
untuk mendapatkan hasil fusi yang mempunyai persentase tinggi dalam
menghasilkan heterokarion binukleat
3.Seleksi heterokarion setelah
fusi
4.Kultur heterokarion dengan
persentase pembelahan sel dan regenerasi yang tinggi
5.Analisis
karakterhibrid /sibriddan konstitusi genetic dari tanaman yang dihasilkan
|
|
3
|
Fermentasi
|
1. Fermentor
Merupakantangkiatauwadahdimanadidalamnyaseluruhsel
(mikroba) mengubahbahandasarmenjadiprodukbiokimia.
2. Formulasi
Medium.
Digunakanuntukmenumbuhkanmikroorganismepada
proses produksi.
3. Inokulum
Merupakankomposisi
medium strater (growth factor).
|
Berlangsungdalamkondisi anaerobic atautanpaadanyaoksigen.
Proses iniawalnyamenyerupai proses glikolisisdimanaglukosadipecahmenjadiAsamPiruvat,
ATP dan NADH. Selanjutnya NADH kembaliteroksidasimenghasilkan CO2danprodukakhir
yang berupa alcohol atauasam, tergantungpadaorganisme yang melakukan proses
fermentasi.
|
|
4
|
Isolasi DNA
|
Isolasi
DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Prinsip-prinsip
dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi.
Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat
jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang
lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan
terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam
sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang
bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm. Isolasi
DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam rekayasa genetika
sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA
dari jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut
sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA,
dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipurifikasi sehingga dihasilkan pelet sel yang
mengandung DNA/RNA total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama
dengan isolasi total DNA/RNA dari jaringan.
|
1.
Isolasi
sel
Tahap
pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi sel yang ingin digunakan.
2.
Lisis
dinding dan membran sel
Tahap
selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan membran sel dengan cara penggerusan
(homogenasi), sentrifugasi dengan kecepatan lebih dari 10.000 rpm atau dengan
menggunakan larutan pelisis sel atau buffer ekstraksi. Inti sel harus
dilisiskan, karena substansi gen yang diinginkan ada didalamnya. Penambahan
larutan pelisis sel ini bertujuan untuk melisiskan sel yang tidak mengandung
DNA agar sel yang mengandung inti sel dapat diisolasi atau dipisahkan dari
komponen-komponen sel lainnya yang tidak berfungsi.
3.
Ekstraksi
dalam larutan
Selanjutnya
supernatan yang terbentuk dibuang dan kemudian dilakukan ekstraksi di dalam
larutan. Hal tersebut bertujuan agar didapat ekstrak.
4.
Purifikasi
Tahap
ini bertujuan untuk membersihkan hasil ekstrak dari zat-zat lainnya. Pada
larutan tersebut kemudian diberikan RNAse dan diinkubasi selama 10 menit pada
suhu 65°C. Hal tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan kerja enzim yang sangat
dipengaruhi oleh temperatur. Penambahan RNAse berguna untuk menyingkirkan
kontaminasi RNA sehingga DNA dapat diisolasi secara utuh.
5.
Presipitasi
Tahap
terakhir, yaitu presipitasi bertujuan untuk mengendapkan protein histon,
sehingga untai-untai DNA tidak lagi menggulung (coiling) dan berikatan dengan
protein histon, yang menyebabkan DNA menjadi terlihat. Tahap presipitasi
dilakukan dengan cara meneteskan larutan presipitasi protein dan kemudian
divortex yang bertujuan untuk menghomogenkan larutan. Larutan presipitasi
protein terdiri atas amonium asetat yang jika berikatan dengan protein
mengakibatkan terbentuknya senyawa baru dengan kelarutan lebih rendah,
sehingga menyebabkan protein mengendap. Larutan tersebut kemudian
disentrifugasi kembali selama 5 menit dengan kecepatan 13.000 rpm. Prinsip
utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis
molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih
berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan
terletak di atas ( Fauziah, 2010)
|
|
5
|
Elektroforesis
|
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat molekul yang
bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul yang digunakan dalam praktikum
elektroforesis adalah molekul DNA yang bermuatan negatif. Molekul
akan bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan muatan
yang terkandung di dalamnya. Molekul-molekul
yang bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda),
sedangkan molekul-molekul yang bermuatan positif (kation) akan bergerak
menuju kutub negatif (katoda) DNA memiliki muatan negatif karena mengandung
gugus O. Oleh karena itu, arah migrasi DNA adalah dari kutub negatif ke kutub
positif (Kusuma
2010 : 11)
|
Langkah
pertama yaitu membuat gel agarose. Gel agarose dapat dibuat dengan
menambahkan 1 gram bubuk agarose ke dalam 100 ml TAE pada tabung erlenmeyer.
Setelah itu, dimasukkan ke dalam microwave selama 60 detik. Gel dituangkan ke
dalam cetakan dan ditunggu sampai mengeras. Setelah mengeras, gel ditempatkan
pada chamber.
Langkah
kedua yaitu loading sampel ke dalam gel. Loading buffer dibuat dengan
komposisi sukrosa, EDTA, dan bromfenol biru. Komposisi tersebut
dihomogenisasi dengan melakukan ...... di atas parafilm. Setelah loading
buffer berhasil dibuat, ke dalam loading buffer tersebut ditambahkan DNA.
Selanjutnya, campuran tersebut dimasukkan ke dalam wells.
Langkah
ketiga yaitu running buffer. Penutup chamber dipasang kemudian
sambungkan ke power supply. Setelah 30 - 40 menit, alat
dimatikan dan gel dikeluarkan dari chamber. Langkah keempat
yaitu dokumentasi gel. Gel diamati dalam Gel – Doc sehingga ukuran DNA dapat
diketahui. Selanjutnya, DNA hasil elektroforesis di analisis menggunakan DNA marker.
|
|
6
|
PCR
|
Prinsip
kerja dari PCR adalah menggandakan segmen DNA tertentu dengan memanfaatkan
enzim sebagai penginisiasi replikasi (Roche diagnostics 2006 : 9).
|
Denaturasi, yaitu pemisahan utas ganda DNA menjadi dua utas
tunggal melalui pemanasan pada temperatur 94-96 °C selama 30-60 detik.
Annealing atau Penempelan, yaitu hibridisasi antara oligonukleotida primer dengan
utas tunggal cetakan DNA pada suhu 45-60 °C.
3. Ekstensi/elongasi, yaitu pemanjangan primer menjadi
suatu utas DNA baru oleh enzim DNA polymerase pada suhu 70-72oC.
Pada tahap ini DNA polymerase akan memasangkan dNTP yang sesuai pada
pasangannya.
|
|
7
|
Sekuensing DNA
|
Molekul
DNA rekombinan yang memperlihatkan hasil positif dalam reaksi hibridisasi
dengan fragmen pelacak sangat diduga sebagai molekul yang membawa fragmen
sisipan atau bahkan gen yang diinginkan. Namun, hal ini masih memerlukan
analisis lebih lanjut untuk memastikan bahwa fragmen tersebut benar-benar
sesuai dengan tujuan kloning. Analisis antara lain dapat dilakukan atas dasar
urutan (sekuens) basa fragmen sisipan.
Penentuan
urutan (sekuensing) basa DNA pada prinsipnya melibatkan produksi seperangkat
molekul/fragmen DNA yang berbeda-beda ukurannya tetapi salah satu ujungnya
selalu sama. Selanjutnya, fragmen-fragmen ini dimigrasikan/dipisahkan
menggunakan elektroforesis gel poliakrilamid atau polyacrylamide
gel electrophoresis(PAGE) agar pembacaan sekuens dapat dilakukan. Di
bawah ini akan diuraikan sekilas dua macam metode sekuensing DNA.
|
1. Tahapan sekuensing yang pertama
adalah menyediakan dsDNA (double strand DNA)
2. Memotong dsDNA (double strand DNA) menjadi ssDNA (single strand DNA) 3. Mengambil template (cetakan) DNA dari ssDNA hasil potongan dari dsDNA tadi 4. Menyediakan seluruh alat dan bahan untuk sekuensing DNA. Bahan untuk sekuensing adalah template (cetakan) DNA, primer, dNTP, ddNTP dan enzym polymerase.
5. Menyiapkan 4 tabung reaksi.
Masing-masing tabung reaksi diberikan ddNTP, yaitu ddGTP, ddCTP, ddATP, dan
ddTTP. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan ddNTP yang berbeda. Tabung
pertama diisi dengan ddGTP, tabung kedua diisi dengan ddCTP, tabung ketiga
diisi dengan ddATP, dan tabung keempat diisi dengan ddTTP.
6. Setelah masing-masing tabung diisi dengan ddNTP, kemudian masing-masing tabung diisi dengan dNTP, sebagai sumber nukleotida pada proses polimerasi. Yaitu dGTP, dCTP, dATP, dan dTTP. 7. Memasukkan dNTP ke dalam tabung reaksi tadi. 8. Kemudian memasukkan primer ke dalam tabung reaksi. Primer berfungsi mengenali situs spesifik pada DNA template, juga berfungsi sebagai landasan/pijakan untuk memulai polimerisasi. 9. Setelah pemberian primer, juga dimasukkan enzim polimerase (taq-polymerase). Enzim polimerase memulai proses polimerisasi 10. Enzim polymerase terus mengkatalisis pembentukan polinukleotida dari nukleotida dNTP (deoksi nukleotida tri phospat) 11. Pada saat enzim taq-polymerase mengkatalisis pembentukan ikatan antara nukleotida, deoksi-nukleotida (ddNTP) hadir berikatan dengan polimer nukleotida sebelumnya
13. Kehadiran ddNTP
(deoksinukleotida) mengakibatkan terhentinya/terminasi proses polimerase,
sehingga dihasilkan rantai polinukleotida yang berbeda panjangnya
a). Berikut ini gambar perbedaan struktur dNTP (deoksinukleotida tri phospat) dan ddNTP (dideoksinukleotida tri phospat). b). Keberadaan ddNTP menghalangi terbentuknya ikatan phospodiester antara satu nukleotida dengan nukleotida berikutnya, sehingga mengakibatkan terminasi/pengakhiran proses polimerisasi 14. Kehadiran ddNTP menghasilkan beberapa rantai polinukleotida berbeda 15. Kegiatan nomor 9 sampai nomor 13 dilakukan pada semua tabung reaksi 16. Keempat tabung reaksi tersebut dipersiapkan untuk di alirkan pada gel agarosa 17. Perbedaan panjang polinukleotida tersebut, mengakibatkan perbedaan letak pada gel agarosa. Polinukleotida yang paling pendek bermigrasi/pergerakannya apling cepat pada gel agarosa. 18. Hasil pembacaan sekeuensing dari arah 5’ ke 3’ adalah rantai kompemen, yaitu 5’ AGCCGATCC 3’. Sehingga DNA templatenya adalah 5’ GGATCGGCT 3’ |
|
8
|
Teknik Potong Daun
|
Teknik Potongan Daun (Leaf Fragment Technique)
Transfer genetik terjadi secara alami pada tanaman dalam merespon
organisme patogen. Contohnya, suatu luka dapat terinfeksi oleh bakteri tanah
yang disebut Agrobacterium tumefaciens (Agrobacter).
Bakteri ini memiliki plasmid yang besar (molekul DNA double helix yang
sirkuler) yang dapat merangsang sel-sel tanaman untuk tumbuh terus-menerus
tanpa terkontrol (tumor).
Oleh karena itu, plasmid ini dikenal sebagai Tumor inducing (Ti)
plasmid.
Sedangkan hasil dari tumor tersebut disebut crown gall.
Selama infeksi, bakteri ini mentransfer sebagian kecil materio genetik
yang dimilikinya (T-DNA) ke dalam genom sel tanaman inang.
Setelah diinsersi, gen-gen bakteri tersebut diekspresi oleh sel-sel
tanaman yang terinfeksi.
|
Dalam teknik ini daun dipotong kecil-kecil kemudian
ketika potongan daun mulai regenerasi, selanjutnya akan dikultur pada medium
yang mengandung Agrobacter yang telah mengalami modifikasi genetik.
Selama proses ini, DNA dan Ti plasmid berintegrasi ke
DNA sel inang dan materi genetik pun telah terkirim.
Potongan daun tersebut kemudian diberi hormon untuk merangsang pertumbuhan tunas dan akar.
Tanaman dikotil seperti tomat, kentang, apel, juga
kedelai merupakan contoh yang cocok untuk proses ini.
Namun penelitian baru-baru ini jelas menunjukkan
bahwa T-DNA dapat digabungkan ke dalam spesies monokotil.
Untuk bakteri yang tahan terhadap Agrobacter dilakukan
dengan menggunakan pistol gen, yaitu dengan cara menembakkan logam kecil yang
diselubungi DNA ke embrio sel tumbuhan, di sini inti sel tumbuhan tetap bisa
membidik kloroplas.
|
|
9
|
RFLP
|
Metode
ini dapat digunakan untuk menganalisa secara molekuler keragaman genetik
diantara individu dalam suatu populasi. Selain itu teknik ini mempunyai
spesifitas sampai tingkat inter spesies dimana adanya mutasi pada daerah non
coding DNA menyebabkan perbedaan tempat pemotongan oleh enzim tersebut dapat dipisahkan
melalui elektroforesis gel agarosa.
|
1.
Isolasi DNA
Isolasi DNA merupakan tahap pertama dari berbagai
teknologi analisis DNA DNA dapat ditemukan baik pada kromosom inti maupun
pada organel yaitu pada mitokondria dan kloroplas. Untuk mengekstrak DNA diperlukan
langkah-langkah laboratorium untuk memecahkan dinding sel dan membran inti,
dan dilanjutkan dengan pemisahan DNA dari berbagai komponen sel yang lain.
Pada saat melakukannya harus dijaga agar DNA tidak rusak dan didapatkan DNA
dalam bentuk rantai yang panjang.
Proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada
(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi dan penambahan
buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak. Untuk membantu
terjadinya lisis biasanya dilakukan inkubasi pada suhu sekitar 60oC. Dalam
proses ini biasa digunakan senyawa senyawa phenol, chloroform dan isoamyl
alcohol untuk memaksimalkan proses lisis. Proses selanjutnya adalah pemisahan
DNA dari komponen sel yang lain atau kontaminan yang tidak diinginkan. Pemisahan
DNA dari komponen sel yang lain, termasuk debris sel, dilakukan dengan
sentrifugasi.
Kontaminan yang umum ditemukan adalah polisakarida
yang dapat mengganggu proses PCR dengan cara menghambat aktivitas Taq
polymerase, atau poliphenol yang dalam bentuk teroksidasi akan mengikat DNA
secara kovalen. Untuk menghindarkan hal ini jaringan yang digunakan dijaga
tetap dingin sebelum dan selama proses ekstraksi. Selain itu dilakukan
penambahan antioksidan seperti PVP. Setelah dilakukan ekstraksi dilakukan presipitasi
DNA dengan menggunakan ethanol atau isopropanol. Selain DNA semua bahan yang
lain kan larut dalam ethanol dingin. Sehingga saat dilakukan sentrifugasi DNA
akan mengendap dan terpisah dari senyawa-senyawa/bahan lain.
Sebagai bahan untuk RFLP harus digunakan DNA yang bersih dari kontaminan (mempunyai kemurnian tinggi) dan dengan berat molekul yang tinggi. Selama proses ekstraksi DNA beberapa hal yang dapat terjadi adalah : - DNA patah-patah selama proses isolasi - DNA terdegradasi oleh enzim nuclease - Terjadi kontaminasi oleh polisakarida - Metabolit sekunder ikut terisolasi
2.
Pemotongan dengan enzim restriksi
(digesti restriksi) dan elektroforesis gel.
DNA hasil isolasi kemudian dipotong dengan enzim
restriksi tertentu yang dipilih dengan hati-hati. Setiap enzim restriksi pada
kondisi yang sesuai akan mengenali dan memotong DNA sehingga dihasilkan
fragmen-fragmen DNA. Fragmen-fragmen tersebut selanjutnya dielektroforesis
pada gel agarosa. Karena fragmen-fragmen tersebut tidak akan terlihat sebagai
smear berkesinambungan bila diwarnai dengan ethidium bromide, maka pewarnaan
saja umumnya tidak dapat mendeteksi adanya polimorfisme. Dengan demikian
perlu dilakukan hibridisasi dan visualisasi untuk mendeteksi fragmen
tertentu. Hibridisasi dan visuali sasi dilakukan dengan Southern blotting.
3.
Transfer DNA dengan Southern blotting
Proses hibridisasi dan visualisasi
diawali dengan transfer DNA dari gel agarose ke nilon berpori atau membrane
nitroselulosa. Transfer DNA disebut ‘Southern blotting’, mengacu kepada nama
penemu teknik tersebut yaitu E.M. Southern (1975). Pada metode ini mula-mula
gel didenaturasi dengan larutan dasar dan diletakkan pada suatu nampan. Selanjutnya
di atas gel hasil elektroforesis diletakkan nilon berpori atau membrane
nitroselulosa, kemudian di atasnya diberi pemberat. Semua fragment hasil
pemotongan dengan enzim restriksi yang pada awalnya berada pada gel akan
ditransfer secara kapiler ke membrane tersebut dalam bentuk untai tunggal.
Pola fragmen akan sama dengan yang berada pada gel.
4.
Hibridisasi DNA
DNA yang ditransfer pada nilon berpori
atau membrane nitroselulosa selanjutnya dihibridisasi dengan probe. Membran
diinkubasi bersama probe DNA. Bila antara probe dan DNA target merupakan
komplemen maka akan terjadi hibridisasi. Bila probe yang digunakan dilabeli
maka selanjutnya dupleks yang terjadi dapat dideteksi. Bila kondisi
hibridisasi yang digunakan mempunyai stringency yang tinggi (highly
stringent), maka tidak akan terjadi hibridisasi dengan DNA yang mempunyai
kekerabatan yang jauh atau non homolog. Jadi probe DNA akan mengenali hanya
sekuen yang komplemen dan secara ideal homolog diantara beribu-ribu atau
bahakan berjuta-juta fragmen yang bermigrasi sepanjang gel. Fragmen yang
diinginkan dapat dideteksi setelah dilakukan pemaparan membrane yang telah
mengalami hibridisasi pada film.
|
|
10
|
Pistol Gen
|
Teknik
modern lain dalam transformasi tanaman adalah penggunaan metoda gene gun atau
“pistol gen”. Metode transfer gen ini dioperasikan secara fisik dengan
menembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau jaringan tanaman.
Pistol gen
khusus digunakan untuk menembakkan DNA ke dalam inti sel tumbuhan, tetapi
mereka juga bisa membidik kloroplas, yaitu bagian sel yang mengandung
klorofil. Tumbuhan memiliki 10-100 kloroplas pada tiap selnya dan setiap
kloroplas masing-masing mempunyai ikatan DNA. Apakah target mereka inti sel
ataukah kloroplas, peneliti harus mengidentifikasi sel yang dimasuki DNA baru
terlebih dahulu. Setelah menggunakan pistol gen, peneliti mengumpulkan sel
dan mecoba menumbuhkan meraka di dalam medium yang mengandung antiobiotik.
Senapan gen digunakan untuk menembakkan DNA ke dalam nucleus sel tumbuhan,
tapi juga dapat ditembakkan ke kloroplas. Sebelum dilakukan penembakan DNA,
terlebih dahulu harus ditambahkan marker (berupa gen yang resisten terhadap
antibiotik) yang berfungsi sebagai gen penanda/reporter. Setelah insersi gen
menggunakansenapan gen, selanjutnya dilakukan screening sel dengan
menumbuhkan sel transgenic pada medium yang mengandung antibiotik, sehingga
hanya sel tumbuhan tertransformasi yang akan tumbuh.
|
Metode transfer gen ini dioperasikan secara fisik dengan
menembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau jaringan tanaman.
Dengan cara partikel dan DNA yang ditambahkan menembus dinding sel dan
membran, kemudian DNA melarut dan tersebar dalam secara independen. Telah
didemonstasikan bahwa teknik ini efektif untuk metransfer gen pada bermacam–macam
eksplan. Penggunaan particle bombardment membuka peluang dan
kemungkinan lebih muda dalam memproduksi tanaman transgenik dari berbagai
spesies yang sebelumnya sukar ditransformasi dengan Agrobacterium,
khususnya tanaman monokotil seperti padi, dan jagung.
|
|
11
|
Kloning Gen
|
Kloning merupakan sel atau kumpulan sel yang identik
secara genetik dengan sel atau kumpulan sel yang lain. Penggandaan embrio
merupakan langkah yang paling awal dalam kloning. Erksperimen pertama yang
pernah sukses adalah memproduksi dua anak domba yang benar-benar mirip.
Prosedur ini umum dipraktikkan di industri peternakan sehingga dapat
memberikan keuntungan berupa keturunan yang sama dengan ternak unggulan.
Prinsip
dari Kloning:
1.
Penyediaan DNA sisipan dan vector
2.
Ligasi adalah penggabungan dna sisipan
dan vector
3.
Transformasi adalah perbanyakan di sel
inang
4.
Seleksi terhadap sel mengandung
plasmid
5.
Deteksi pada keberadaan DNA sisipan,
kebenaran DNA sisipan (ukuran dan urutan nukleotida) Dengan elektroforesis
dan sekuensing.
|
1. Memindahkan atau mengambil sel telur
2. Mengambil DNA sel telur sehingga tinggal sitoplasma (enucleasi)
3. Mentransfer DNA sel donor (fase G1) yang telah dikultur ke dalam sel
telur yang tinggal sitoplasma
4. Dengan kejutan listrik akhirnya sel dan telur tadi melebur atau bergabung
5. Sel
merespon dan berkembang menjadi embrio, dan
ditumbuhkan dalam kultur incubator selama beberapa hari
6. Setelah
embrio siap maka embrio tersebut ditransfer ke induk pengganti, embrio akan
berkembang dan akhirnya terbentuk dolly yang sesuai/identik dengan gen
pendonor.
|
|
12
|
Hibridoma
|
Teknik hibridomaadalah teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi
(penggabungan) antara sel B limfosit dengan sel kanker (jenis mieloma
NS-1).
Sifat
dari sel hibridoma ini adalah immortal (sel abadi karena mampu bertahan hidup,
membelah dan memperbanyak diri dalam jumlah tak terbatas dalam media
kultur)
|
1.
Proses imunisasi dengan menggunakan antigen tertentu yang disuntikan ke
dalam tubuh mencit (Mus musculus)*
2.
Sel B-limfosit mencit akan merespon antigen sehingga terbentuk antibodi
3
Pemisahan sel B-limfosit yang sudah mengandung antibodi dari organ
limpa mencit
4.
Sel B-limfosit kemudian difusikan dengan sel kanker immortal
menghasilkan sel hibridoma
5.
Fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan membuat membran sel menjadi lebih
permeabel sehingga kedua sel bisa menyatu
6.
Sel hibridoma kemudian diklon pada kultur sel sehingga dihasilkan banyak sel
yangmemiliki anti bodi tertentu sehingga dikenal dengan antibodi monoklonal
yang bisadisimpan lama dalam keadaan dibekukan.
|
|
13
|
Transfer Embrio
|
Transfer
embrio adalah suatu proses dimana embrio dipindahkan dari seekor hewan betina
yang bertindak sebagai donor pada waktu embrio tersebut belum mengalami
implantasi, kepada seekor betina yang bertindak sebagai penerima sehingga
resepien tersebut menjadi bunting (Hartantyo, 1987 dalam Yudi, 2009).
Teknologi
TE merupakan generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan
(IB). Pada prinsipnya teknik TE adalah rekayasa fungsi alat reproduksi dengan
hormon superovulasi sehingga diperoleh ovulasi sel telur dalam jumlah besar.
Sel telur hasil superovulasi ini akan dibuahi oleh spermatozoa unggul melalui
teknik IB sehingga terbentuk embrio yang unggul. Embrio yang diperoleh dari
ternak, dikoleksi dan dievaluasi, kemudian ditransfer ke induk resipien
sampai terjadi kelahiran.
|
1.
Metode sinkronisasi birahi dan superovulasi
Sinkronisasi
birahi pada ternak resipien harus dilaksanakan pada hari yang sama pada
semua ternak. Sinkronisasi birahi dapat dilakukan dengan beberapa cara,
namun untuk keperluan transfer embrio pada umumnya menggunakan prostaglandin
( PGF2α ). Aplikasi teknik PGF2α dapat dilakukan dengan cara
intramuscular, submukosa vulva atau secara intrauterine. Sinkronisasi birahi
dalam rangka transfer embrio sebaiknya dilakukan secara intra uterin dengan
teknik rektovaginal. Alat untuk mendepositkan PGF2α menggunakan kateter
intrauterine atau plastic sheet AI Gun yang kemudian dimasukkan ke dalam
uterus melalui vagina dipandu dengan tangan per rectal.
Superovulasi
pada ternak donor dilaksanakan secara bersamaan dengan sinkronisasi birahi
pada ternak resipien. Superovulasi dapat dilakukan dengan penyuntikan hormone
PMSG dan HCG atau hormone FSH dan LH, dengan tujuan agar menghasilkan embrio
dalam jumlah banyak.
2.
Flushing embrio
Flushing
pada proses transfer embrio adalah membilas uterus ternak donor dengan cara
memasukkan cairan media ke dalam koruna uteri kemudian mengeluarkannya
kembali untuk mendapatkan embrionya.
Teknik
flushing dapat dilakukan dengan atau tanpa pembedahan. Teknik yang lebih aman
dan lebih banyak digunakan adalah teknik tanpa pembedahan menggunakan foley
catheter. Teknik ini dilakukan pada hari ke 5 – 8 yaitu ketika embrio hasil
superovulasi sudah berada di koruna uteri namun belum mengalami implantasi.
3.
Pengolahan embrio
Embrio
yang diperoleh dari hasil flushing uterus ternak donor dapat langsung di transfer
dalam bentuk embrio segar kepada ternak resipien atau disimpan dalam
bentuk embrio beku untuk ditransfer kepada ternak resipien dikemudian hari.
Sebelum
ditransfer kepada ternak resipien, embrio hasil flushing terlebih dahulu
melewati tahapan berikut :
·
Identifikasi
Embrio
yang berada didalam media flushing harus dapat di identifikasi terlebih
dahulu agar tidak dikelirukan dengan sel epithel tuba fallopii. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan mikroskop disekting pada pembesaran 25 -40 kali.
Embrio stadium morula dini atau blastosis dengan kualitas excellent dan good
layak dipergunakan untuk transfer embrio.
·
Pencucian
Apabila
embrio segera ditransfer maka terlebih dahulu dicuci dalam media transfer
dengan cara memindahkannya dari cawan petri ke petri lain sebanyak 3 kali,
pengambilan embrio menggunakan pipet mikro atau pipet berkanula, proses ini
dilakukan di bawah mikroskop disekting.
·
Pengisian straw
Embrio
dimasukkan ke dalam straw bening dengan posisi :
MEDIA
– UDARA - MEDIA EMBRIO – UDARA – MEDIA
|
|
14
|
Kriopservasi Embrio
|
Kriopservasi Embrio di lakukan dengan jalan
pembekuan semen dan embrio yang di lakukan untuk konservasi khusunya hewan
yang akan punah.
|
Dilakukan dengan menggunakan Tehnik “Vitrifikasi” yaitu
tehnik yang menggunakan zat krioprotektan dengan berat molekul yang besar
untuk pembekuan tanpa merusak sel yang dibekukan (mencegah kristalisasi
cairan sel). Penyimpanan
jangka panjang dengan menggunakan cairan nitrogen.
|
|
15
|
Pembuahan Buatan
|
Pembuahan buatan dilakukan karena adanya infertilitas
(suatu ketidak suburan pada system reproduksi)
|
Di lakukan dengan mengambil Oosit
yang belum matang dari ternak hidup (ovarium dari ternak yang dipotong)
kemudian dibuahi di. Lab. Selanjutnya di implantasikan kedalam ternak
resipien atau dibekukan untuk ditransper kemudian. Dikenal istilah IVF (In-vitro fertilitation) dan sangat berguna dalam menghasilkan
embrio dari ternak yang unggul
|
|
16
|
Transgenesis Perantara oleh Vektor
Virus
|
Banyak metode yang dapat digunakan untuk memasukkan
materi genetik baru pada binatang
|
Retrovirus sebagai perantara transgenesis dapat dilakukan dengan
menginjeksikan embrio dari tikus dengan retrovirus sebelum embrio
diimplantasikan. Retrovirus sebagai pembawa DNA baru. Metode ini memiliki
keterbatasan pada aplikasinya karena
ukuran dari transgen yang terbatas, dan marteri genetik dari virus mungkin
akan mempengaruhi proses sehinga membuat transgenik gagal.
Vektor plasmid bakteri tidak dapat diaplikasian semuanya pada
biteknologi. Ada batasan-batasan agar plasmid dapat digunakan dalam cloning.
Satu batas primer adalah ukuran dari fragmen
DNA yang tidak dapat disisipkan pada plasmid. Ukuran sisipan biasanya tidak
dapat mencapai 6-7 kilobase (1 kilobase = 1000 bp). Dengan kata lain,
beberapa bakteria mengekspresikan protein dari gen eukariotik sedikit sekali.
Sebagai hasil pembatasan ini, ahli biologi molecular telah bekerja untuk
mengembangkan berbagai tipe vector DNA, yang masing-masing memiliki
bagian-bagian yang penting tergantung pada aplikasi dari kloning itu.
|
|
17
|
Insiminasi Buatan
|
Inseminasi
buatan adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina
agar betina dapat mengalami pembuahan (hamil) tanpa terjadinya perkawinan
secara alami. Teknologi ini dikembangkan dengan dasar bahwa seekor pejantan
secara alamiah mampu memproduksi puluhan milyar spermatozoa per hari,
sedangkan hanya diperlukan satu spermatozoa untuk membuahi satu sel telur.
Potensi terpendam yang dimiliki seekor pejantan
sebagai sumber informasi genetik, apalagi yang unggul dapat dimanfaatkan
secara efisien untuk membuahi banyak betina (Hafez, 1993 dalam Sugoro 2009). Tujuan dari IB itu sendiri adalah sebagai satu alat yang ampuh
yang diciptakan manusia untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak
secara kuantitatif dan kualitatif (Toelihere, 1985 dalam Sugoro, 2009).
|
Teknik
inseminasi buatan pada domba
Urutan
kegiatan inseminasi buatan sebagai berikut:
a.
Mengambil sperma yang terencerkan
sesuai dengan kebutuhan.
b.
Mengambil jarum pada syringe dan
mengganti straw dengan yang masih utuh dan bersih.
c.
Memasukkan sperma yang terencerkan
pada syringe sehingga penuh.
d.
Bila birahi kambing atau domba betina
tampak nyata, straw dapat langsung dimasukkan secara pelan sesuai dengan
kontraksi-relaksasi otot pada vagina menuju pangkal servic. Kemudian, menekan
tuas syringe sehingga semua sperma menyembur ke pangkal vagina atau ujung servic.
e.
Menarik keluar straw dengan hati-hati.
f.
Menunggu sekitar 2 minggu, lalu
melakukan tes kehamilan.
(Mulyono,
2002)
Gambar 1. Teknik IB dan hasil radiografi (Senger, 2003 dalam
Sugoro, 200
|
|
18
|
Secching Semen
|
Pemisahan
sperma yang mengandung kromosom X dari Y. Ini berguna dalam kaitanya penetuan
jenis kelamin ternak, yang tentu berpengaruh nilai tambah terhadap nilai
produksi.
|
a.
Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya
dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
b.
Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat):
sperma dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul
dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran
fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang
sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
|
|
19
|
Fitoremediasi
|
Fitoremediasi adalah pengobatan masalah lingkungan
(bioremediasi) melalui penggunaan tanaman yang mengurangi masalah lingkungan
tanpa perlu menggali bahan kontaminan dan membuangnya di tempat lain. |
a. Phytoacumulation
(phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik
zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan.
Proses ini disebut juga
Hyperacumulation.
b. Rhizofiltration (rhizo=
akar) adalah proses adsorpsi atau pengedapan zat
kontaminan
oleh akar untuk menempel pada akar. Percobaan untuk proses ini dilakukan denga menanam bunga matahari pada kolam mengandung radio aktif untuk suatu test di Chernobyl, Ukraina.
c. Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak
mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat
(stabil) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media.
d. Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or
plentedassisted bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat
kontaminan oleh aktivitas microba yang berada disekitar akar tumbuhan. Misalnya
ragi, fungi dan bacteri.
e. Phytodegradation (phyto
transformation) yaitu proses yang dilakukan
tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang
kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan dengan susunan molekul
yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu
sendiri. Proses ini dapat
berlangsung pada daun , batang, akar atau diluar sekitar akar dengan bantuan enzyme yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses proses degradasi.
f.
Phytovolatization yaitu proses menarik
dan transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan
dalam bentuk yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke admosfir. Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari untuk setiap batang. Jenis-jenis tanaman yang sering digunakan di Fitoremediasi adalah: Anturium Merah/ Kuning, Alamanda Kuning/ Ungu, Akar Wangi, Bambu Air, Cana Presiden Merah/Kuning/ Putih, Dahlia, Dracenia Merah/ Hijau, Heleconia Kuning/ Merah, Jaka, Keladi Loreng/Sente/ Hitam, Kenyeri Merah/ Putih, Lotus Kuning/ Merah, OnjeMerah, Pacing Merah/ Mutih, Padi-padian, Papirus, Pisang Mas, Ponaderia, Sempol Merah/Putih, Spider Lili, dll. |
|
20
|
Pronuklead Mikrogensi
|
Metode Pronuclear
Microinjection adalah memasukkan
DNA transgen pada kemungkinan yang paling awal dari tahap perkembangan
zigot (telur yang telah dibuahi).
|
Metode Pronuclear Microinjection adalah memasukkan DNA transgen pada kemungkinan yang paling
awal dari tahap perkembangan zigot (telur yang telah dibuahi). Ketika sperma
dan sel telur bergabung, DNA diinjeksikan secara langsung pada salah satu
inti, sperma atau sel telur. Karena
DNA baru diinjeksikan secara langsung, maka tidak ada vektor/pembawa yang
dibutuhkan, sehingga tidak ada gen eksternal yang mengganggu proses.
|
|
21
|
Embrio Sel Batang
|
Sel
induk ini diambil dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah
pembuahan). Massa sel bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel induk
embrionik. Sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in
vitro. Sel induk embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang
dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah,
sel-sel otot,
sel-sel hati,
sel-sel ginjal,
dan sel-sel lainnya
|
Pada embrio sel batang (embryonic stem cell), sel batang
embrionik (ES) diperoleh dari sel-sel blastosis inner massa cel (ICM).
Kemudian dicampur dengan DNA dengan metode
DNA rekombinan. Sebagian ICM akan menyerap DNA dan ditranformasikan oleh
materi genetik yang baru. Sel
ES yang telah ditranformasikan ini kemudian akan diinjeksikan pada blastosis
inang.
|
|
22
|
Hibridisasi Somatik
|
Hibridisasi
somatik melalui fusi protoplasma digunakan untuk menggabungkan sifat lain dua
spesies atau genus yang tidak dapat digabungkan secara seksual ataupun
aseksual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh genom
dari spesies yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang
sama (inter-spesies), atau antargenus dari satu famili (inter genus).
|
1.Mencari prosedur yang tepat
untuk hibridisasi somatic.
2.Mencari prosedur yang tepat
untuk mendapatkan hasil fusi yang mempunyai persentase tinggi dalam
menghasilkan heterokarion binukleat
3.Seleksi heterokarion setelah
fusi
4.Kultur heterokarion dengan
persentase pembelahan sel dan regenerasi yang tinggi
5.Analisis
karakterhibrid /sibriddan konstitusi genetic dari tanaman yang dihasilkan
|
|
23
|
Hibridisasi Sitoplasmik
|
Hibridisasi
sitoplasmik melalui fusi protoplasma digunakan untuk menggabungkan sifat lain
dua spesies atau genus yang tidak dapat digabungkan secara seksual ataupun
aseksual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh genom
dari spesies yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang
sama (inter-spesies), atau antargenus dari satu famili (inter genus).
|
6. Menentukan bunga jantan/tetua
7. Menyiapkan alat
8. Mengidentifikasi bunga betina
9. Menentukan waktu persilangan
10. Mengisolasi
11. Polinasi (pemindahan pollen ke
kepala putik)
12. Pembungkusan
13. Pemberian label
|
|
24
|
Cybrid
|
Cybrid
(cytoplasmid hybrid atau heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami
fusi sedangkan informasi genetik dari salah satu induknya hilang.
|
1.Mencari prosedur yang tepat
untuk isolasi protoplas
2.Mencari prosedur yang tepat
untuk mendapatkan hasil fusi yang mempunyai persentase tinggi dalam
menghasilkan heterokarion binukleat
3.Seleksi heterokarion setelah
fusi
4.Kultur heterokarion dengan
persentase pembelahan sel dan regenerasi yang tinggi
5.Analisis
karakterhibrid /sibriddan konstitusi genetic dari tanaman yang dihasilkan
|
|
25
|
Elektroporasi
|
Elektroporasi merupakan metode
yang menggunakan kejutan listrik untuk memperbesar pori-pori membran sel
sehingga dapat meningkatkan permeabilitas
membran. Untuk melakukan metode ini, sel harus terlebih dahulu ditumbuhkan
pada media
hingga mencapai masa di sekitar pertengahan fase log. Lalu sinyal
elektrik akan menginduksi perbesaran pori-pori membran sehingga molekul
yang berukuran kecil seperti DNA dapat masuk. Efisiensi
dari metode ini berbanding terbalik dengan peningkatan ukuran plasmid. |
Pada
metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima
gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga
menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel). Selanjutnya
sel diberi kejutan listrik dengan voltasetinggi untuk membuka pori-pori
membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan
bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan
proses pengembalian dinding sel tanaman. Setelah proses transfer
DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil
disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel
yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila
telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke
tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati. Metode elektroforasi telah
diaplikasikan pada protoplas jagung dan berhasil mendapatkan tanaman jagung
transgeniK tetapi tidak fertil.
|
|
Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours
BalasHapusWell over 160 thousand women and men are using a easy and SECRET "liquids hack" to burn 1-2 lbs every night as they sleep.
It is very easy and works with everybody.
Here's how you can do it yourself:
1) Grab a drinking glass and fill it up half glass
2) And then use this strange HACK
and be 1-2 lbs thinner the next day!